KALIMAT PEMBUKA NOVEL YANG MENARIK
KALIMAT PEMBUKA NOVEL YANG MENARIK
So setelah judul dan sinopsis, kalimat-kalimat awalmulah yang bakal dibaca oleh pembacamu. So, bagian pembukaan harus mampu “mengikat” pembaca untuk terus dan terus membaca tulisan sampai rampung. Nggak ada cara lain kecuali membuat pembukaan semenarik mungkin.
Bagian pembukaan ini tidak hanya satu kalimat pertama aja lho. Memang, kalimat pertama yang bagus akan membuat pembacanya tertarik. Tapi pembaca juga tidak serta merta berhenti membaca hanya karena kalimat pertamanya jelek. Kenapa? Karena satu kalimat tidak bisa mewakili keseluruhan novel.
Biasanya pembaca akan meneruskan sampai beberapa kalimat, bahkan dua tiga paragraf sebelum memutuskan untuk meneruskan atau menghentikan bacaannya. Aku sendiri biasanya menimbang-nimbang sampai 10-20 halaman pertama. Kalau sampai halaman 20 –pol banget tuh—dan buku itu nggak mampu memikatku, aku menghentikannya. So, jangan hanya terpaku pada kalimat pertama.
Berkonsentrasilah agar bagian pembukaanmu bagus secara keseluruhan.
Nah, ini beberapa tips untuk membuat pembukaan yang menarik.
- Jangan pakai kalimat basi. Kalimat basi ini adalah kalimat yang udah dipakai oleh ratusan penulis sebelumnya, misalnya: pada suatu hariatau zaman dahulu kala. Oke, ini memang contoh yang ekstrim. Frasa ini juga tetap bisa kamu kamu gunakan dalam konteks-konteks yang sangat spesifik. Tapi ingat banyak sekali kata-kata yang bisa kamu ramu sehingga membuat kalimat yang benar-benar baru dan menarik.
- Usahakan kalimatmu bernas, punya makna. Coba bandingkan dua kalimat ini:
- Hari itu matahari bersinar.
- Hari itu aku pengin bunuh diri.
- Hindari adegan basi.
Aku setuju dengan Donna, kenapa juga nggak berpikir lebih kreatif daripada sekadar menceritakan tokoh bangun tidur. Banyak adegan lain yang lebih mencengangkan.
- Jangan bertele-tele dalam diskripsi. Deskripsi (penggambaran sesuatu) mungkin kamu rasa perlu supaya pembaca bisa membayangkan dengan jelas apa yang akan kamu ceritakan selanjutnya. Tapi jangan disodorkan semua di depan. Pembaca bisa eneg begitu mendapat informasi yang terlalu banyak pada saat bersamaan.
RICKA adalah seorang siswi SMA berusia 17 tahun. Rambutnya panjang dan hitam. Matanya sipit dan sendu. Ditambah warna kulitnya yang putih Denia sering disangka keturunan China. Padahal bukan. Ia sebenarnya cewek Manado. Orang tuanya adalah orang Manado asli. Mereka pindah ke Jakarta waktu Nia berusia 3 tahun. Sejak itu, sekali pun Nia dan keluarganya sempat ke Manado lagi. Itu sebabnya IKA bahkan tidak tahu sedikit pun bahasa Manado. Orang tuanya memang kadang mengajarnya bahasa Manado, tapi Nia lebih banyak bicara dengan teman-temannya dengan bahasa Indonesia ala Jakarta dengan elo dan gue. Dapat diakatakan ia cewek metropolis.
Membaca paragraf di atas, pembaca bisa aja gemes dan jengkel, “Inti ceritanya apa sih? Kok dari tadi ngomongin IKa melulu?”
Yup, perkenalkan pembacamu dengan konflik cerita secepat mungkin. Kalau kamu ingin menggambarkan karakter atau setting dengan detail (karena itu penting misalnya), kamu bisa menyisipkannya di bagian-bagian lain dari cerita. Ingat ceritamu masih panjang dan kamu masih punya banyak kesempatan.
OKEH itu dulu tips ku untuk bikin pembukaan. Oya untuk pemula meski kalimat pertama itu penting, jangan sampai nggak jadi nulis hanya gara-gara macet di kalimat pertama ya. Tulis aja apa yang ada di otakmu. Biarkan mengalir dulu. Kalau nanti akhirnya kamu merasa pembukaan novelmu nggak oke, kamu bisa mengubahnya.
Terus bagaimana membuat cerita yang tidak membosankan? Yang jelas jangan bertele-tele dalam. Buatlah plot yang dinamis (bergerak dengan lancar). Potong bab-babmu di bagian yang tepat dan membuat penasaran. Jagalah supaya kalimat, paragraf, dan babmu tidak terlalu panjang. Oya, jangan mengulang-ulang sesuatu yang sudah kamu ceritakan sebelumnya.Terakhir buatlah kalimat dengan kata-kata yang bervariasi.
Komentar
Posting Komentar